Salah satu masalah pada komputer adalah hampir semua komponen dalam CPU ( Processor, Motherboard, VGA, Harddisk dan lainnnya ) menghasilkan panas. Suhu yang relatif tinggi akan berakibat memperpendek umur dari peripheral komputer, bahkan membuat system tidak stabil. Para pabrikan meminimalisir panas dengan memperkecil ukuran core semikonduktor untuk processor, chipset, dan peripheral lainnya. Bahkan, Saat ini sebuah processor sudah memiliki fitur TDP (Thermal Design Power atau Thermal Design Point) pada processor INTEL dan Cool’n Quite pada processor AMD untuk mengatasi panas yang dihasilkan. Namun seiring kebutuhan akan pemrosesan yang semakin cepat dan komplek akan membutuhkan engine yang semakin cepat dan jumlah komponen yang semakin banyak maka panas yang dihasilkan oleh sebuah periperal menjadi semakin tinggi. Bisa dikatakan, tanpa bantuan sistem pendingin, periperal tidak akan sanggup bekerja karena panas yang dihasilkan akan terakumulasi terus-menerus sampai batas kemampuannya. Ada faktor sistem pendingin yang meyebabkan suhu dari beberapa peripheral computer terlalu panas, yaitu:
Debu yang menempel pada setiap peripheral dan komponen pendingin.
Turbulensi angin didalam casing computer tidak optimal sehingga terjadi pengumpulan panas pada satu tempat.
heat spreader atau heat sink pendingin yang tidak optimal.
Pada Umumnya pengguna komputer memakai sistem pendingin standar bawaan Periperal. Sistem pendingin standar tersebut relatif cukup untuk pemakaian komputer secara standar pula. Sedangkan untuk PC yang bekerja 24 jam perhari atau overclock yang memaksa PC-nya pada ambang batas kemampuannya, pastilah sistem pendingin standar tidak akan cukup untuk melepas panas yang dihasilkan oleh peripheral computer. Teknologi pendinginan PC juga berkembang, tapi tidak secepat perkembangan teknologi periperal itu sendiri. Hal ini karena untuk kondisi normal/standar, penggunaan teknologi pendinginan standar sudah relatif cukup.Secara umum, sistem pendingin periperal komputer ada 3 macam yaitu sistem pendingin udara (air cooling system), sistem pendingin air (water cooling system), dan peltier (thermoelectric). Namun dalam kegiatan belajar ini hanya akan membahas tentang sistem pendingin udara. Sistem pendingin udara memanfaatkan gerakan udara yang dihembuskan oleh kipas atau fan ke arah periperal dengan atau tanpa tambahan heatsink( sirip pendingin ). Sistem ini merupakan sistem pendingin paling lama yang merupakan standar pendingin dan relatif murah. Heatsink berbentuk sirip sebagai penyerap dan pelepas panas, sedangkan kipas mempercepat penguraian panas heatsink ke udara.
Beberapa kelemahan dari sistem pendingin udara adalah:
Pada putaran kipas yang tinggi akan menghasilkan bunyi yang cukup mengganggu. Bunyi tersebut bisa berasal dari getaran kipas atau turbulensi angin.
Terjadi penumpukan debu, terutama pada area yang dilewati oleh aliran angin yang cukup kencang. lebih berbahaya lagi jika debu-debu tersebut mengandung unsur logam. Saat ini tembaga banyak digunakan sebagai penyerap panas dikolaborasikan dengan aluminium sebagai pengurai panas dan heatpipe untuk mengalirkan serta kipas berdiameter besar untuk mereduksi bising. Bentuk dan bahan dasar heatsink bermacam-macam, ada full tembaga, tembaga dilapisi nikel, kombinasi tembaga dan aluminium.
Heatsink dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian penyerap panas dan bagian pendinginan, pada bagian penyerapan panas biasanya terbuat dari aluminium atau tembaga. Heatsink dapat berupa tanpa kipas (pasif cooling)atau dengan kipas (active cooling). Kualitas sebuah heatsink ditentukan oleh beberapa faktor :
HSA (Heatsink Surface Area) / luas area permukaan heatsink yang akan menghasilkan disipasi panas yang semakin baik.2.Bentuk aerodinamik yang baik dapat mempermudah aliran udara panas agar cepat dikeluarkan melalui sirip-sirip pendingin.
Transer panas yang baik pada setiap heatsink juga akan mempermudah pelepasan panas dari sumber panas ke bagian sirip-sirip pendingin.
Permukaan dasar yang halus dapat menyerap panas lebih sempurna, tetapi untuk lebih amannya tetap harus menggunakan thermal pasta agar luas permukaan sentuh juga lebih merata.
Performa sebuah sistem pendingin dinilai dalam satuan °C/W (or K/W) C disini adalaah Celcius dan K adalah Kelvin. Misal sebuah periperal diberikan daya sebesar 20 W, dan peningkatan suhu yang terjadi adalah 10°C, maka tingkat pendinginan sistem tersebut 10°C/20 W atau 0,5°C/W.
Kerusakan sistem pendingin komputer
Fan dan heatsink kotor
Solusinya bersihkan mengunakan kuas dan vacum cleaner.
Kipas/Fan macet
Kipas/ban macet disebatkan karena terhalang kabel/pelumas dalam baring kipas telah kering.
Solusinya:
Buka karet dan stiker penutup bearing pada bagian belakang kipas/fan
Beri oli/minyak pada bagian bearing kipas/fan sambil daun kipas diputar perlahan agar minyak /oli meresap,setelah selesai tutup kembali dengan karet dan stiker.
Prosesor atau chipset terlalu panas
Hal ini bisa menyebabkan komputer shutdown secara tiba-tiba karena bios pada motherboard mendeteksi suhu berlebih sehingga menjalankan perintah proteksi suhu./temperatur.Penyebab kerusakan ini adalah pasta prosesor atau chipset telah kering sehingga panas yang dihasilkan komponen tersebut tidak bisa diteruskan secara maksimal ke heatsink.
Solusinya :
Bersihkan pasta lama pada heatsink dan prosesor.
Bersihkan pasta lama yang telah mengering pada prosesor dan headsink,lalu beri pasta baru pada prosesor.pasang kembali headsink pada prosesor.
EmoticonEmoticon